1. Lihatlah persoalan anda dengan berbagai cara yang berbeda dan cari perspektif baru yang belum pernah dipakai oleh orang lain (atau belum diterbitkan!)
Leonardo da Vinci percaya bahwa untuk menambah pengetahuan
tentang suatu masalah dimulai dengan mempelajari cara menyusun ulang masalah
tersebut dengan berbagai cara yang berbeda. Ia merasa bahwa pertama kali
melihat masalah itu terlalu prubasangka. Seringkali, masalah itu dapat disusun
ulang dan menjadi suatu masalah yang baru
.
2. Bayangkan!
Ketika Einstein memikirkan suatu masalah, ia selalu menemukan
bahwa perlu untuk merumuskan persoalannya dalam berbagai cara yang
berbeda-beda yang masuk akal, termasuk menggunakan diagram-diagram. Ia
membayangkan solusi-solusinya dan yakin bahwa kata-kata dan angka-angka tidak
memegang peran penting dalam proses berpikirnya.
Thomas Edison memegang 1.093 paten. Dia memberikan jaminan
produktivitas dengan memberikan ide-ide pada diri sendiri dan asistennya.
Dalam studi dari 2.036 ilmuwan sepanjang sejarah, Dekan Keith Simonton, dari
University of California di Davis, menemukan bahwa ilmuwan-ilmuwan yang
dihormati tidak hanya menciptakan banyak karya-karya terkenal, tapi banyak
yang buruk. Mereka tidak takut gagal, atau membuat kesalahan besar untuk
meraih hasil yang hebat.
Keturunan hukum-hukum yang menjadi dasar ilmu genetika modern
berasal dari pendeta Austria, Grego Mendel, yang mengkombinasikan matematika
dan biologi untuk menciptakan ilmu pengetahuan baru.
Da Vinci menemukan hubungan antara suara bel dan sebuah batu
yang jatuh ke dalam air. Hal ini memungkinkan Da Vinci untuk membuat hubungan
bahwa suara mengalir melalui gelombang-gelombang. Samuel Morse menciptakan
stasiun-stasiun penghubung untuk tanda-tanda telegraf ketika memperhatikan
stasiun-stasiun penghubung untuk kuda-kuda.
Ahli ilmu fisika Niels Bohr percaya bahwa jika andamemegang
pertentangan secara bersamaan, kemudian anda menyingkirkan pikiran anda dan
akal anda bergerak menuju tingkatan yang baru. Kemampuannya untuk membayangkan
secara bersamaan mengenai suatu partikel dan suatu gelombang mengarah pada
konsepsinya tentang prinsip saling melengkapi. Dengan menyingkirkan pikiran
(logis) dapat memungkinkan akal anda untuk menciptakan sesuatu yang baru.
Aristotle menganggap metafora sebagai tanda yang jenius, dan
percaya bahwa individual yang memiliki kapasitas untuk menerima persamaan
antara dua keberadaan yang berbeda dan menghubungkannya adalah individual yang
punya bakat kusus.
Bilamana kita mencoba sesuatu dan gagal, kita akhirnya
mengerjakan sesuatu yang lain. Hal ini adalah prinsip pertama dari
kekreatifan. Kegagalan dapat menjadi produktif hanya jika kita tidak terfokus
pada satu hal sebagai suatu hasil yang tidak produktif. Sebaliknya,
menganalisa proses, komponen-kompnen dan bagaimana anda dapat mengubahnya
untuk memperoleh hasil yang lain. Jangan bertanya, ?Mengapa saya gagal??
melainkan ?Apa yang telah saya lakukan??
Tidak ada komentar:
Posting Komentar